Minggu, 08 Desember 2013

Browse Manual » Wiring » » » » » » Cerpen Remaja Kau Merubah Segalanya

Cerpen Remaja Kau Merubah Segalanya

“Kau Merubah Segalanya”

oleh: Yunietha Sari Mangalla
Cerpen Remaja
          Yukie melaju dengan kecepatan penuh menembus hujan pagi itu. Dia tak peduli dengan badannya yang telah basah kuyup diguyur hujan. Sesampainya Yukie di sekolah, halaman sekolah sudah sepi. Ini menandakan kalau jam pelajaran telah dimulai. Yukie dengan santai melangkahkan kakinya menuju kelasnya. Saat akan memasuki kelas, tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dan mengagetkannya. Dia adalah Trisa, sahabat Yukie.

          “Woy Kie, telat mulu loe.. Sampai basah kayak gini lagi.” Kata Trisa
          “Iya bawel, tadi kehujanan. Maklum gue kan naik motor, bukan kayak elu yang naik mobil. Tumben loe telat.” Jawab Yukie
          “Gue kesiangan bangun tadi. Udah yuks masuk.” Ajak Trisa
          “Yuukss..”

          Mereka berdua memasuki ruang kelas. Seorang gadis menghampiri dan menyapa mereka berdua. Dia adalah Rita, murid baru di kelas mereka.

          “Hai..” Sapa Rita
          “Hai juga” Balas Yukie dan Trisa bingung
          “Nama kalian siapa? Gue Rita, gue anak baru di sini.” Kata Rita memperkenalkan diri dan mengulurkan tangannya
          “Yukie.” Jawab Yukie singkat dan pergi menuju bangkunya
          “Gue Trisa. Oya, maaaf ya atas sikap Yukie, dia emang kayak gitu.” Kata Trisa kemudian menyambut tangan Rita
          “Iya. Nggak masalah kok.”
          “Gue ke sana dulu ya, nyusul Yukie.”
          “Ok.”
∞∞∞
          Suatu sore hari, Nara berkunjung ke rumah Rita untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Nara adalah teman Rita di sekolah. Ternyata rumah Rita bersebelahan dengan rumah Yukie. Rita mempersilahkan Nara masuk ke rumahnya dan mengambilkan minuman. Mereka mengerjakan tugas sambil berbincang-bincang ria.

          “Gue nggak nyangka ternyata loe tetanggaan ama Yukie, Ta.” Kata Nara sambil meminum es jeruknya.
          “Gue juga Nar. Tapi kayaknya Yukie nggak peduli gitu deh, gue tetangga dia atau bukan. Padahal ortunya baik banget. Yukie kenapa sih Nar, kok cuek en’ dingin gitu sikapnya? Kemaren gue tanya sama Trisa, tapi Trisa nggak mau bilang.” Terang Rita
          “Hmm.. Yukie sebenarnya anak yang ceria en’ bersemangat. Gue tao kok kenapa sikap Yukie begitu. Semua orang juga tao kali. Tapi loe jangan kaget ya dengerin cerita gue.”
          “Iya.. Iya.. Ayo donk cerita, gue penasaran nih.” Pinta Rita
          “Yukie itu cuek karna ditinggal mati ma pacarnya.” Terang Nara
          “Hah?? Kok bisa??” Kata Rita kaget. “
          “Gini ceritanya. Dulu Yukie punya pacar, namanya Rendra. Mereka pacaran dari SMP, sekitar empat tahun deh. Dulu mereka hampir aja mau tunangan. Rendra itu saudara kembarnya Trisa. Rendra meninggal karena kecelakaan waktu dia mau jemput Yukie. Yukie syok banget waktu itu. Dia merasa bersalah atas kematian Rendra en’ dia nggak terima kalau Rendra meninggal. Dia aja nangis histeris gitu, sampai-sampai jatuh pingsan waktu pemakaman. Sejak kematian Rendra, Yukie ya jadi cuek en’ dingin gitu. Jangankan cowok yang deketin dia, cewek aja dia nggak peduli.” Cerita Nara
          “Kasian juga ya si Yukie. Oya, kok loe tahu banget sih soal mereka? Emangnya loe kenal ya ma Rendra?” Tanya Rita
          “Satu sekolah kenal lagi siapa Rendra. Cowok paling pinter en’ paling cool di sekolah. Dari SMP sampai sekarang gue itu satu kelas ma mereka bertiga. Jadi gue kenal banget ma Rendra. Waktu pemakaman Rendra aja nih, satu sekolah pada datang. Mereka sedih banget kehilangan seorang yang begitu membanggakan buat sekolah.” Terang Nara
          “Hmm. Rendra tipe cowok yang perfect ya. Pantas Yukie nggak bisa lupain dia.” Gumam Rita
          “Iya. Sekarang kita ngerjain tugas dulu yuk, besok sudah harus dikumpulin nih.”
          “Hayuu..”
∞∞∞
          Saat jam istirahat, Yukie duduk seorang diri sambil membaca buku di taman sekolah. Kemudian Rita menghampirinya.

          “Hai Kie.” Sapa Rita
          “Ngapain loe kesini.” Kata Yukie tanpa mengalihkan matanya dari buku
          “Gue Cuma mau berteman sama loe kok, Kie. Kok loe sendirian, Trisa mana?”
          “Trisa ke kantin.” Jawab Yukie singkat
          “Gue boleh ngomong sesuatu ama loe?” Tanya Rita
          “Ngomong aja. Nggak perlu basa basi.”
          “Kie, loe jangan cuek gitu donk. Loe hidup bukan untuk cuek mulu ke orang-orang.” Ucap Rita
          “Apa peduli loe sih. Lagian loe juga nggak bakal ngerti kenapa gue kayak gini.” Bentak Yukie
          “Gue ngerti apa yang loe rasain. Tapi loe jangan terus-terusan terpuruk dengan keadaan ini.”
          “Maksud loe apa? Tao apa loe soal gue?”
          “Gue tao semuanya. Nara udah cerita semuanya ke gue. Loe kayak gini karena Rendra kan. Seharusnya loe bisa atasi kesedihan loe, Kie. Bukan dengan nyiksa diri loe kayak gini. Gue yakin Rendra pasti sedih kalau ngelihat loe kayak gini.”
          “Loe nggak berhak ngomong kayak gitu ke gue. Itu urusan gue, bukan urusan loe.” Bentak Yukie kemudian pergi meninggalkan Rita yang berdiri terpaku menatap kepergiannya.
∞∞∞
      Yukie tak bisa memejamkan matanya. Kata-kata Rita tadi siang begitu melekat di kepalanya. Yukie mulai berpikir, kata-kata Rita ada benarnya. Tak seharusnya dia begitu cuek kepada orang-orang. Yukie menyesal atas sikapnya ke Rita tadi siang.

          “Rita kayaknya benar, nggak semestinya gue cuek en’ dingin ke orang-orang. Gue harus bisa ceria kayak dulu lagi. Gue yakin Rendra pasti udah tenang di sana. Besok gue harus minta maaf sama Rita atas sikap gue ke dia tadi siang.” Gumam Yukie
∞∞∞

          Keesokan harinya di sekolah, anak-anak heran melihat tingkah Yukie begitu juga Trisa. Dia selalu menyapa orang-orang yang ditemuinya di sekolah. Mereka hanya angguk-angguk kepala bingung saat Yukie menyapa mereka.

          “Woy Kie, kesambet apa loe sampai berubbah gitu. Biasanya loe cuek mulu ma orang-orang.” Ucap Trisa
          “Hehe.. gue baru sadar Tris, nggak seharusnya kan gue cuek mulu sama orang-orang cuma gara-gara gue ditinggal Rendra.” Ungkap Yukie
          “Yups. Akhirnya gue bisa lihat senyum loe lagi.”
          “Oya, loe lihat Rita nggak? Gue mau minta maaf sama dia. Kemaren gue udah kasar banget sama dia.”
          “Itu Rita tuh, lagi sama Nara. Kita samperin aja yuk.” Kata Trisa sambil menunjuk dua orang gadis yang sedang duduk di taman sekolah. Mereka berdua pun menghampirinya.
          “Hai Ta.” Sapa Yukie
          “Hai juga Kie.” Kata Rita. Nara dan Rita bingung melihat sikap Yukie
          “Kata-kata loe kemaren ada benernya, Ta. Nggak seharusnya gue bersikap antipati sama orang-orang. Gue mau minta maaf atas kejadian kemaren. Loe mau kan maafin gue. Oya Nar, gue juga mau minta maaf sama loe. Gue sering jutek ma loe.” Ucap Yukie
          “Iya Kie, kita maafin loe kok.” Kata Rita dan Nara sambil tersenyum
          “Makasih ya Ta, loe udah ngerubah segalanya.” Kata Yukie
          “Akhirnya Yukie yang ceria kembali lagi.” Ucap Trisa

          Yukie pun menjadi anak yang ceria dan bersemangat kembali. Semua orang senang melihat perubahan Yukie. Akhirnya Mereka berempat pun menjadi sahabat yang paling bahagia.

∞∞ THE END ∞∞

=======================================================
Nama : Yunietha Sari Mangalla
Email : iechiegochocolate@ymail.com
FB : yurievirca@yahoo.co.id  (Yunietha Iechiego shiie’VircanKimbum)
Twitter dan koprol : inyun_iechiego
Plurk : iechiego
Blog : yurieichigeky.blogspot.com
Baca erpen karya Yunietha yang lain dalam Aku Takut Duka Itu Terulang Kembali dan Racing Love.
========================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar